*Nadya Karima Melati
“Apakah karena saya gay maka saya tidak bisa berbuat baik? Apa karena saya ditolak masyarakat maka Tuhan tidak mau menerima saya? Yang saya tau, tanpa kejujuran tak akan kau temukan kebenaran,” kata-kata tersebut keluar dari mulut seorang aktivis gereja, Mamoto Gultom, pada Simposium LGBTIQ di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, Jumat kemarin. Simposium yang berlangsung pada 6,7, dan 8 November 2015 ini menghadirkan 18 sesi yang membahas LGBTIQ dari berbagai sudut pandang, terutama pandangan teologi. Simposium ini dibuka dan ditutup menggunakan bahasa Inggris, namun semua pemateri pada hari pertama ini nampaknya lebih nyaman menggunakan bahasa Indonesia karena hampir seluruh peserta yang hadir adalah orang Indonesia.
Continue reading Relijiusitas LGBTIQ, Queer Enough to be Queer
*Nadya Karima Melati dan Ferena Debineva
Penelitian ini menjelaskan bagaimana SGRC UI (Support Group and Resource Center) for Sexuality Studies ada sebagai organisasi mahasiswa yang dibentuk oleh sekumpulan mahasiswa di Universitas Indonesia yang mempunyai kepedulian terhadap minimnya pendidikan seksual dan isu gender terhadap masyarakat muda di Indonesia. Pendidikan yang disediakan oleh organisasi ini dilakukan melalui dua cara; pertama, tatap muka melalui teman sebaya dan diskusi dalam media online, dan kedua dengan cara memberi edukasi yang dilakukan melalui beragam program SGRC UI menggunakan teori peer group dan menyesuaikan karakteristik masa diantara yang berpijak pada teori perbedaan karakteristik generasi Y dan Z. Penelitian ini menggunakan metode observasi sebagai bagian dari penelitian dengan penggunaan metode kualitatif yang membuktikan bahwa hasil kerja dan tindakan yang digunakan SGRC UI untuk memberikan pendidikan gender dan seksualitas yang efektif. Efektifitas kerja dan tindakan ini disebabkan oleh faktor utamanya yang terdiri dari: (1) penggunaan analisis karakteristik objek dan subjek kerja, dan (2) pemahaman lanjutan yang cukup terkait dengan metode penyebaran informasi yang akan digunakan individu pada masa di antara sebagai subjek kerja dan tindakan organisasi.
Sedikit berbeda dengan seminar yang telah diadakan pada bulan Februari silam, hari itu, Selasa 21 April 2015, seminar kali ini diadakan di Auditorium Gedung M FISIP UI. Pada ruangan itulah, seminar yang bertajuk Kartini & Liberty yang diselenggarakan oleh UI LDSC (UI Liberalism and Democracy Study Club) dan SGRC UI (Support Group and Resource Center on Sexuality Studies UI) terlaksana. Terima kasih kami haturkan kepada 70 hadirin yang berkenan datang ke acara tersebut.
*Ferena Debineva
Saya lahir tepat di hari Kartini dilahirkan, dengan jarak terpaut 112 tahun lamanya. Di Jakarta, di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang lalu lalang. Meskipun tidak menyandang nama Kartini, setiap hari saya hidup dengan semangatnya.
*Daniel Hutagalung
Akan datang juga kiranya keadaan baru dalam dunia Bumiputra. Kalau bukan karena kami, pasti karena orang lain juga. Persamaan hak telah terbayang di udara, telah ditakdirkan.
(Kartini, Surat Kepada E.H. Zeehandelaar)
*Andi Achdian
TANGGAL 17 September 1904. Seorang ibu muda yang empat hari sebelumnya melahirkan bayi lelaki yang sehat, mengeluh sakit di perutnya. Rasa sakit itu menyerang tidak lama setelah dokter yang memeriksa kesehatan justru mengatakan segala sesuatu berjalan normal dan melanjutkan hari itu dengan minum anggur bersama keluarga sang ibu muda sebelum pergi mengunjungi pasien lainnya. Dengan tergesa, sang suami memerintahkan orang mencari dokter itu. Setengah jam setelah kedatangan dokter, ibu muda itu tidak lagi mampu menahan sakitnya. Ia meninggal dunia dalam usia 25 tahun.
Seminar kebebasan dan seksualitas terselenggara atas kerjasama @UILDSC – UI Liberalism & Democracy Study Club dengan @SGRCUI – Support Group and Resource Center on Sexuality Studies, Universitas Indonesia. Mark your calendar!
Continue reading Seminar Kartini & Liberty: Membakar Semangat Kesetaraan & Kebebasan
It was raining hard last Friday (Feb. 13) afternoon, but it did not keep students from filling up the auditorium of the Cultural Sciences Faculty of the University of Indonesia (UI), where a talk on freedom and sexuality was being held.
The seminar* was conducted by UI Liberalism & Democracy Study Club (UILDSC) and the newly established Support Group and Resource Center on Sexuality Studies UI (SGRC UI), two organizations concerned with the issues of sexuality and liberalism.
Entitled “Who Owns Your Body? Analyzing the Stigma Against the Body”, it featured philosopher/lecturer Rocky Gerung and sexologist Zoya Amirin.
Hari itu, Jumat 13 Februari 2015, Auditorium Gedung X FIB penuh dengan peserta seminar yang sudah tidak sabar untuk mengikuti seminar Kebebasan dan Seksualitas yang diadakan oleh UI Liberalism and Democracy Study Club (UILDSC) dan Support Group and Resource Center on Sexuality Studies, Universitas Indonesia (SGRC UI). Antrian registrasi begitu panjang dan memenuhi tangga. 100 buku untuk 100 pendatang pertama yang dibagikan oleh panitia seminar pun habis dalam sekejap.